Punden Mbah Patok alias Empu Supo ada di jalan Arumdalu Permai, Songgoriti. Disebut juga dengan nama Mbah Patok. Sebab, dulunya hanya tampak dua batu nisan menyerupai patok. Area Punden Mbah Patok alias Empu Supo berukuran sekitar 72 meter persegi. Ruangan punden tersebut dibagi dua bagian. Bagian pertama, untuk menampung tamu. Lokasi kedua adalah tempat makam Mbah Patok. Dipagari besi teralis seluas 4×3 meter. Karpet mengelilingi kuburannya. Kapasitas pengunjug hanya untuk 6 orang. Sedangkan diluar pagar bisa menampung hingga 15 orang.
Seorang kakek juru kunci bernama Supardi dari pesarean Empu Supo. Dia adalah keturunan ketujuh penjaga makam Mbah Patok. Ayahnya bernama Harjo yang dulunya juga juru kunci makam. Pria yang berusia 85 tahun ini menceritakan, Empu Supo hidup sebelum tahun 888 masehi.”Empu Supo diyakini sebagai orang yang membangun Candi Songgoriti,” kata Supardi. Empu Supo juga dikenal sebagai pembuat keris dengan keampuhan luar biasa. Menurut Supardi, Empu Supo adalah kakek guru dari Empu Gandring, sang pembuat naga puspa dan juga pembuat keris milik Ken Arok.
Salah satu peninggalannya adalah air panas alam di kawasan Candi Songgoriti. Konon cerita, Empu Supo membuat keris hanya dengan pijakan tangannya. Pusaka tersebut dicelupkan ke sumber air sebagai proses terakhir pendinginan besi keris. Saking ampuhnya, celupan keris buatannya mendidihkan air yang lokasinya di tengah Candi Supo. Aroma besi keris juga masih menempel pada bau air panas di Candi Supo hingga kini. Asal Empu Supo ada di jaman pertama kerajaan Jawa Tua hingga jaman Majapahit. Karyanya dalam keris menurun sejak banyaknya etnis Tionghoa memasuki tanah Jawa untuk berdagang.